Selasa, 29 November 2011

kata mutiara, kata-kata bijak, kata-kata cinta II

02 April 2008

kata mutiara, kata-kata bijak, kata-kata cinta II

Cinta tidak pernah meminta, ia sentiasa memberi, cinta membawa penderitaan, tetapi tidak pernah berdendam, tak pernah membalas dendam. Di mana ada cinta di situ ada kehidupan; manakala kebencian membawa kepada kemusnahan.~ Mahatma Ghandi

Tuhan memberi kita dua kaki untuk berjalan, dua tangan untuk memegang, dua telinga untuk mendengar dan dua mata untuk melihat. Tetapi mengapa Tuhan hanya menganugerahkan sekeping hati pada kita? Karena Tuhan telah memberikan sekeping lagi hati pada seseorang untuk kita mencarinya. Itulah namanya Cinta.

Ada 2 titis air mata mengalir di sebuah sungai. Satu titis air mata tu menyapa air mata yg satu lagi,” Saya air mata seorang gadis yang mencintai seorang lelaki tetapi telah kehilangannya. Siapa kamu pula?”. Jawab titis air mata kedua tu,” Saya air mata seorang lelaki yang menyesal membiarkan seorang gadis yang mencintai saya berlalu begitu sahaja.”

Cinta sejati adalah ketika dia mencintai orang lain, dan kamu masih mampu tersenyum, sambil berkata: aku turut bahagia untukmu.

Jika kita mencintai seseorang, kita akan sentiasa mendoakannya walaupun dia tidak berada disisi kita.

Jangan sesekali mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba. Jangan sesekali menyerah jika kamu masih merasa sanggup. Jangan sesekali mengatakan kamu tidak mencintainya lagi jika kamu masih tidak dapat melupakannya.

Perasaan cinta itu dimulai dari mata, sedangkan rasa suka dimulai dari telinga. Jadi jika kamu mahu berhenti menyukai seseorang, cukup dengan menutup telinga. Tapi apabila kamu Coba menutup matamu dari orang yang kamu cintai, cinta itu berubah menjadi titisan air mata dan terus tinggal dihatimu dalam jarak waktu yang cukup lama.

Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan walaupun mereka telah dikecewakan. Kepada mereka yang masih percaya, walaupun mereka telah dikhianati. Kepada mereka yang masih ingin mencintai, walaupun mereka telah disakiti sebelumnya dan kepada mereka yang mempunyai keberanian dan keyakinan untuk membangunkan kembali kepercayaan.

Jangan simpan kata-kata cinta pada orang yang tersayang sehingga dia meninggal dunia , lantaran akhirnya kamu terpaksa catatkan kata-kata cinta itu pada pusaranya . Sebaliknya ucapkan kata-kata cinta yang tersimpan dibenakmu itu sekarang selagi ada hayatnya.

Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dan bercinta dengan orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterima kasih atas kurniaan itu.

Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat -Hamka

Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat, dan kemarahan menjadi rahmat.

Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu, tetapi lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan kamu tidak pernah memiliki keberanian untuk menyatakan cintamu kepadanya.

Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu. Hanya untuk menemukan bahawa pada akhirnya menjadi tidak bererti dan kamu harus membiarkannya pergi.

Kamu tahu bahwa kamu sangat merindukan seseorang, ketika kamu memikirkannya hatimu hancur berkeping.
Dan hanya dengan mendengar kata “Hai” darinya, dapat menyatukan kembali kepingan hati tersebut.

Tuhan ciptakan 100 bahagian kasih sayang. 99 disimpan disisinya dan hanya 1 bahagian diturunkan ke dunia. Dengan kasih sayang yang satu bahagian itulah, makhluk saling berkasih sayang sehingga kuda mengangkat kakinya kerana takut anaknya terpijak.

Kadangkala kamu tidak menghargai orang yang mencintai kamu sepenuh hati, sehinggalah kamu kehilangannya. Pada saat itu, tiada guna sesalan karena perginya tanpa berpatah lagi.

Jangan mencintai seseorang seperti bunga, kerana bunga mati kala musim berganti. Cintailah mereka seperti sungai, kerana sungai mengalir selamanya.

Cinta mampu melunakkan besi, menghancurkan batu, membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dasyatnya cinta !

Permulaan cinta adalah membiarkan orang yang kamu cintai menjadi dirinya sendiri, dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kamu inginkan. Jika tidak, kamu hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kamu temukan di dalam dirinya.

Cinta itu adalah perasaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusia, ia laksana setitis embun yang turun dari langit,bersih dan suci. Cuma tanahnyalah yang berlain-lainan menerimanya. Jika ia jatuh ke tanah yang tandus,tumbuhlah oleh kerana embun itu kedurjanaan, kedustaan, penipu, langkah serong dan lain-lain perkara yang tercela. Tetapi jika ia jatuh kepada tanah yang subur,di sana akan tumbuh kesuciaan hati, keikhlasan, setia budi pekerti yang tinggi dan lain-lain perangai yang terpuji.~ Hamka

Kata-kata cinta yang lahir hanya sekadar di bibir dan bukannya di hati mampu melumatkan seluruh jiwa raga, manakala kata-kata cinta yang lahir dari hati yang ikhlas mampu untuk mengubati segala luka di hati orang yang mendengarnya.

Kamu tidak pernah tahu bila kamu akan jatuh cinta. namun apabila sampai saatnya itu, raihlah dengan kedua tanganmu,dan jangan biarkan dia pergi dengan sejuta rasa tanda tanya dihatinya

Cinta bukanlah kata murah dan lumrah dituturkan dari mulut ke mulut tetapi cinta adalah anugerah Tuhan yang indah dan suci jika manusia dapat menilai kesuciannya.

Bukan laut namanya jika airnya tidak berombak. Bukan cinta namanya jika perasaan tidak pernah terluka. Bukan kekasih namanya jika hatinya tidak pernah merindu dan cemburu.

Bercinta memang mudah. Untuk dicintai juga memang mudah. Tapi untuk dicintai oleh orang yang kita cintai itulah yang sukar diperoleh.
Satu-satunya cara agar kita memperolehi kasih sayang, ialah jangan menuntut agar kita dicintai, tetapi mulailah memberi kasih sayang kepada orang lain tanpa mengharapkan balasan.

ARTIKEL; Kebijakan Sebagai Buah Pikir Pimpinan

Kebijakan Sebagai Buah Pikir Pemimpin
Sapto Sunarso, S.Pd.*
Sejarah perjalanan bahasa Jawa menunjukkan ada beberapa aksara yang digunakan. Pertama, adanya bukti prasasti-prasasti berhuruf Dewanagari (berbahasa Sanskreta) dan Pallawa (berbahasa Sanskreta). Kedua, banyaknya naskah atau teks tulisan tangan dengan aksara Kawi, aksara Arab, aksara Jawi (atau bahasa Jawi : adalah nama kuno untuk bahasa Melayu, khususnya yang ditulis dengan huruf Arab (Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 3; 1989:53), dan aksara Hanacaraka (aksara Jawa). Bahkan banyak teks yang menggunakan aksara Sanskrit berbahasa Jawa Kuno. Ketiga, penggunaan aksara Latin yang digunakan sampai sekarang. Dengan demikian bahasa Jawa merupakan bahasa yang unggul di bidang kekayaan pengunaan aksara.
Hampir semua aksara yang digunakan dalam bahasa Jawa bersifat silabis, kecuali aksara Latin. Misal aksara Jawi dan Jawa. Contoh, kata ”bata” (4 huruf abjad Latin) ditulis dengan 2 lambang (2 aksara Jawi : , 2 aksara Jawa : ).
Silabis adalah aksara atau sistem tulisan yang menggunakan satu lambang untuk satu suku kata. Setiap lambang terdiri dari vokal dan konsonan (Ensiklopedi Nasional Indonesia jilid 1; 1988:186). Di dalam sistem penulisan kedua jenis aksara ini sama-sama mempunyai variasi aksara untuk mencukupi kebutuhan lafal bahasa Jawa, disebut aksara rekan (rekaan), seperti huruf nga (aksara Jawi) dan qa (aksara Jawa). KBBI (2000:21) mengartikan aksara Jawa adalah aksara yang digunakan untuk menuliskan bahasa Jawa, berjumlah 20 huruf, bermula dengan ha dan berakhir dengan nga. Betulkah?
Kalau dicermati, aksara Jawa mempunyai 2 golongan. Pertama, huruf. Kedua, penanda. Huruf Jawa 57 jumlah bentuknya (legena, pasangan, murda, rekan, angka, aksara swara). Penanda dalam aksara Jawa terdapat 28 bentuk (sandhangan, mandaswara, wyanjana, pada). Jadi, ada 85 bentuk dalam sistem penulisan aksara Jawa.
Aksara Hanacaraka atau yang lebih dikenal dengan nama aksara Jawa mempunyai keistimewaan lebih. Dalam barisan aksaranya pun terkandung sebuah kisah. Kisah itu mempunyai beberapa filosofi hidup masyarakat Jawa.
Kandungan filosofi dalam aksara Jawa sangat mencengangkan sebagian besar ahli bahasa di dunia. Contohnya, dari tata aturan tulisan yang menggantung garis yang menunjukkan orang Jawa akan mendapat gelar njawani atau wis Jawa. Pangkon yang membuat aksara yang 'dipangku' menjadi konsonan, mati (tidak berbunyi) menunjukkan adanya budaya ewuh pakewuh, saling menghormati, dan saling berbalas budi. Tehnik menulis yang diawali dengan goresan tipis ke atas dan tekanan kuat ke bawah yang melambangkan hubungan antara yang tua dan muda, yang besar dan kecil, dsb.
Banyaknya filsafat budaya orang Jawa dalam aksara Jawa meliputi unsur-unsur kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Filosofi dalam aksara Jawa yang menonjol adalah kepemimpinan, kebersamaan, keteraturan, dan ketertiban. Semua kandungan filsafat dalam aksara Jawa mengarah kebaikan. Pada kesempatan ini, akan dibahas khusus mengenai filosofi kepemimpinan sebagai atasan dan pengabdian sebagai bawahan.
Pada masa menghadapi pemilihan umum sekarang ini, filosofi atasan (pemimpin) yang ada dalam aksara Jawa dapat menjadi salah satu alternatif dalam memilih pemimpin untuk memperbaiki kondisi negara. Selain itu, juga perlu dikemukakan filosofi bawahan dalam aksara Jawa sebagai dasar berprilaku sebagai bagian masyarakat dalam bernegara.
Dari bedah filsafat aksara Jawa ini diharapkan negara menjadi sejahtera dan damai. Pemimpin yang ideal diimbangi oleh warga negara yang santun dalam bernegara. Kebersamaan kedua unsur inilah merupakan hal pokok dalam menciptakan negara yang dicita-citakan bersama.
Kisah Ajisaka
Sutjipto Adi (1983:112) menuliskan kisah yang ada dalam Aksara Hanacaraka atau Aksara Jawa. Baris pertama (ha, na, ca, ra, ka) diungkapkan ”ana caraka / duta” (ada utusan). Baris kedua (da, ta, sa, wa, la) dijabarkan ”data / duta sawala / suwala / sulaya” (utusan berbeda pendapat atau berperang). Baris ketiga (pa, dha, ja, ya, nya) ditelaah ”padha jayanya / jayane” (sama-sama menang atau sakti). Baris keempat (ma, ga, ba, tha, nga) diungkapkan ”maga bathanga” (sama-sama menjadi mayat).
Kisah lengkapnya terjadi pada masa Raja Dewatacengkar memerintah pulau Jawa dengan sewenang-wenang. Karena kekuatan dan kesaktiannya, Raja hanya mementingkan diri sendiri, kerabat, dan pembesar-pembesar negara. Karena itu, salah seorang ksatria bernama Ajisaka berniat ingin menunmpas Dewatacengkar.
Ketika akan berangkat, Ajisaka mempunyai dua orang abdi setia, Dora dan sembada. Ajisaka memerintah seorang abdinya untuk menjaga keris pusakanya di suatu tempat dan memerintahkan abdinya yang lain, untuk mengikutinya.
Di hadapan Dewatacengkar, Ajisaka akan mengabdi kepada Dewatacengkar, dengan syarat Dewatcengkar memberi tanah seluas ikat kepalanya. Dewatacengkar menyetujui syarat itu. Namun, tanpa disangkanya, kain ikat kepala Ajisaka itu melebar hingga menutupi pulau Jawa. Akhirnya Dewatacengkar masuk samudra dan mati.
Ajisaka kemudian memerintah pulau Jawa penuh keadilan sehingga menjadikan tanah Jawa makmur. Pada saat seperti itu, Ajisaka teringat keris pusakanya, kemudian memerintahkan abdi yang mengikutinya untuk mengambil pusakanya.
Sang abdi melaksanakan perintah. Abdi yang menjaga keris tidak mau memberikan, karena Ajisaka pernah berpesan, selain Ajisaka sendiri yang mengambil, tidak boleh diberikan kepada orang lain. Kedua abdi itu berselisih pendapat. Mereka bertengkar. Akhirnya berkelahi, perang tanding adu kesaktian.
Kesaktian kedua abdi itu setingkat, sehingga tidak ada yang kalah. Kedua-duanya menang. Tetapi kemenangan keduanya mengakibatkan keduanya mati. Dora berhasil membunuh Sembada. Demikian pula sebaliknya, sembada menang dengan membunuh Dora. Keduanya sama-sama mati.
Ajisaka sangat terpukul dengan kejadian itu. Kedua abdi yang setia padanya gugur dalam menjalankan perintahnya. Lalu Ajisaka mengabadikan kejadian itu dengan membuat aksara Jawa menggunakan baris seperti dijabarkan di muka.
Filosofi Atasan
Kisah Ajisaka membuat huruf Hanacaraka untuk mengabadikan kedua abdinya sangat menyantuh hati. Jarang kita temui, pemimpin yang sangat memperhatikan bawahannya sedemikian rupa. Siapa sebenarnya Ajisaka?
Secara etimologi, ajisaka berasal dari dua kata, ”aji” dan ”saka”. Keduanya mempunyai arti berbeda. Dalam Baoesastra Djawa (Poerwadarminta;1939:3) kata aji artinya ”mantra yang menyebabkan dapat mengeluarkan keunggulan; harga, penghargaan; ratu, raja, pemimpin; haji; bulan haji atau bulan Besar”. Berdasarkan akar katanya, kata aji berasal dari ”-ji” (siji artinya satu, yang nomor satu, pemimpin, orang pandai, ulama, cendekiawan, raja, yang dihargai sangat tinggi). Saka berarti ”dari; pilar penyangga; nama hitungan tahun Hindu yang dimulai dari Prabu Saka (Ajisaka); ranting, teman atau kawan” (ibid; 1939:539).
Menurut penulis, tokoh Ajisaka merupakan pralambang hidup orang Jawa. Orang Jawa mengenal istilah ”njawani, wis Jawa, durung Jawa, dudu Jawa” (berpola hidup Jawa, sudah Jawa, belum Jawa, bukan Jawa). Artinya, orang yang dihargai adalah orang yang memegang pilar atau pokok yaitu aturan yang berlaku dalam budaya Jawa.
Telaah lainnya adalah orang akan dihargai (diaji-aji, diajeni) bila berpola hidup sesuai dengan aturan yang sesuai dengan budaya Jawa. Sering terdengar kalau ada orang yang melanggar norma-norma di masyarakat Jawa disebut ”durung Jawa, dudu Jawa”. Terkadang ada sesebutan ”ora Jawa” bila ada orang yang terlalu melanggar norma. Sedangkan orang yang memegang teguh norma-norma dalam pola hidupnya disebut ”wis Jawa, njawani” atau ”priyayi”.
Filosofi kedua, ikat kepala adalah sebuah lambang buah pikir. Untuk mengalahkan keangkaramurkaan, dibutuhkan pikiran atau wawasan yang luas. ”Okol kalah karo akal”. Maksudnya, yang mengandalkan kekuatan (okol) akan kalah oleh yang mengandalkan kepandaian (akal). Akal pikiran dapat mengalahkan kekuatan fisik.
Etimologi kata dewatacengkar adalah berasal dari kata ”dewata” dan ”cengkar”. Dewata artinya ”dewa, roh leluhur yang dianggap menguasai salah satu kodrat” (ibid; 1939:66). KBBI (2002:260) mengartikan ”dewa, sifat dewa, kedewaan”.
Cengkar artinya ”luas antaranya, luas; tempat yang luas yang bisa digunakan untuk mencari makan yang tersebar; tidak subur, tidak subur dan banyak batu padasnya” (ibid; 1939:634). Arti lain ”agak tandus” (ibid;2002:207).
Dewatacengkar dapat diartikan yang bersifat dewa dan menguasai daerah yang luas tetapi (membuat / menjadikan) daerah itu menjadi tidak subur. Dapat juga dimaknai membuat daerah atau negara tidak aman dan tidak tentram, membuat sengsara rakyatnya. Dewatacengkar melambangkan kekuasaan yang luas namun membuat sengsara pada yang dikuasainya.
Cerita dalam aksara Jawa bahwa Dewatacengkar kalah oleh Ajisaka mempunyai makna bahwa siapapun yang berkuasa namun tidak membuat makmur rakyatnya akan kalah oleh orang yang lurus sesuai hukum. Filsafatnya yang sewenang-wenang bakal kalah oleh yang taat hukum. Identik dengan yang pertama, bahwa ”okol kalah karo akal”.
Filsafat hidup orang Jawa yang lain dapat dijumpai dari kandungan cerita kedua abdi Ajisaka. Arti abdi adalah pembantu (ibid; 1939:1); orang bawahan, pelayan, hamba; budak tebusan (ibid;2002:2). Perluasan makna abdi adalah totalitas diri yang loyal, patuh, dan taat pada atasan.
Perluasan lain abdi dalem 'pegawai keraton', abdi masyarakat 'pegawai pemerintah yang berkewajiban melayani masyarakat, abdi negara 'pegawai negeri'. Bila sudah yakin akan kepada yang 'diabdi', maka akan total taat dan patuh sampai mengorbankan nyawa. Dora dan Sembada orang yang taat hingga mati.
Filosofi Bawahan
Kisah Ajisaka menyiratkan adanya dua orang abdi, Dora dan Sembada, yang setia kepada pemimpin, Ajisaka. Totalitas pengabdian inilah yang sangat diperlukan oleh pemimpin dalam menjalankan semua program kerjanya.
Pemimpin yang bagus dengan program kerja yang sempurna, tidak akan berjalan baik bila bawahan tidak total dalam pekerjaannya. Apalagi bila ternyata ada bawahan yang cenderung menentang atau menyimpang dari garis program kerja pemimpinnya.
Kandungan kisah Dora dan Sembada merupakan idealisme dalam menjalankan program kerja sang pemimpin. Filsafat hidup orang Jawa dapat dibedah dari nama bawahan Ajisaka itu. Selain itu, tindakan Dora dan Sembada termaktub pula filsafat kerja dalam budaya Jawa.
Sinonim kata dora itu goroh. Arti dora dan goroh adalah berkata yang tidak nyata, tidak benar, tidak jelas; menipu; berbohong (ibid;1939:74,160). Sembada atau sambada atrinya serba kecukupan, sentausa, kuat; cocok, patut, pantas; agak kaya, berkecukupan (ibid;1939:554). Klausa dora sembada mempunyai makna menipu untuk kebaikan. Contohnya tidak memberi permen kepada anaknya dengan dalih yang tidak tepat demi kebaikan sang anak sendiri.
Nama Dora dan Sembada melambangkan agar bawahan memberikan pelengkap agar program atasannya menjadi pantas, patut, dan cukup (terlaksana). Walaupun sang bawahan merasa lelah, namun karena jadwal yang mepet, misalnya, sang bawahan seyogyanya menyelesaikan program yang digariskan. Para bawahan diidealkan memberikan yang patut dan pantas dalam memberikan layanan kepada atasan, karena beban atasan lebih berat (berpikir dan bertanggung jawab) daripada bawahan (pelaksana).
Sangat tidak pantas apabila ada atasan bekerja menata meja, upamanya, sementara bawahannya duduk-duduk santai, atau malah pergi pura-pura tidak tahu kesibukan atasan. Filsafat ini menimbulkan efek ewuh pakewuh dalam arti pengabdian bawahan kepada atasannya. Walaupun penat, semangat kerja bawahan diharapkan mempu mengurangi beban atasan agar tercapainya program kerja. Oleh karena itu, bawahan diharapkan tidak memantaskan diri dalam menipu, tetapi menipu untuk kepantasan.
Filosofi Jawa yang sangat dijunjung tinggi dalam kandungan aksara Jawa adalah etos kerja Dora dan Sembada. Kejenuhan dalam menunggu keris Ajisaka dan kepenatan karena perjalanan jauh untuk mengambil keris tetap dilaksanakan penuh tanggung jawab. Demi menjalankan perintah pun didasari loyalitas tinggi. Nyawa sebagai taruhannya.
Perbedaan pendapat, pertikaian, bahkan peperangan yang mengakibatkan kehilangan nyawa dipertaruhkan demi menjalankan perintah atasan. Masing-masing bawahan bertanggung jawab pada atasan sesuai perintah dan tugasnya. Idealisme inilah yang sangat diperlukan dalam rangka membangun negara.
Perintah atasan adalah harga mati bagi bawahan. Baik dan buruk atau benar dan salah itu adalah tanggung jawab atasan, karena atasanlah yang mempunyai ikat kepala. Kebijakan sebagai buah pikir para pemimpin merupakan salah satu pilar dalam memajukan negara. Kuncinya pada kata bijak (bagi pemimpin) dan taat (bagi bawahan).
Buah Pikir Pemimpin
Menelaah kandungan filsafat dalam aksara Jawa memberikan refleksi pada kita semua. Kemakmuran dan kejayaan negara akan dapat tercapai dari idealisme yang ada di dalam lambang pralambang aksara Jawa. Ajisaka berjaya menyingkirkan Dewatacengkar. Dalam kejayaannya, Dora dan Sembada menjadi korban kebijakan Sang Ajisaka.
Pemilu sudah dekat. Rakyat Indonesia akan berpesta demokrasi. Sepercik tulisan ini semoga bermanfaat sebagai bekal dalam menyongsong pesta pemilu. Sebagai Dora dan Sembada yang baik, perlulah mentaati Ajisaka, dus perlu juga untuk memilih Ajisaka yang benar, yang membawa negara menjadi jaya.
Bentuk cakra dalam aksara Jawa, melambangkan lingkaran dunia. Huruf legena disambung cakra ditulis dengan melingkarkan cakra pada huruf legenanya. Taling tarung sebagai penanda vokal sama besar tulisannya dengan huruf yang disandhangi. Bentuk-bentuk tulisan dalam aksara Jawa mempunyai peran lambang sendiri-sendiri.
Oleh karena itu, sangatlah bijak bila kaum cerdik pandai yang menciptakan aksara Jawa digital atau font komputer tidak mengubah bentuk. Semoga akan memberikan manfaat pada generasi penerus.

Artikel Kebijakan

Kebijakan (policy) adalah solusi atas suatu masalah. Kebijakan seringkali tidak efektif akibat tidak cermat dalam merumuskan masalah. Dengan kata lain, kebijakan sebagai obat seringkali tidak manjur bahkan mematikan, akibat diagnosa masalah atau penyakitnya keliru (Dunn, 2003).

Kebijakan dipelajari dalam ilmu kebijakan (policy science), yaitu ilmu yang berorientasi kepada masalah kontekstual, multi disiplin, dan bersifat normatif, serta dirancang untuk menyoroti masalah fundamental yang sering diabaikan, yang muncul ketika warga negara dan penentu kebijakan menyesuaikan keputusannya dengan perubahan-perubahan sosial dan transformasi politik untuk melayani tujuan-tujuan demokrasi (Lasswell, HD dalam Kartodiharjo, 2009).

Ilmu kebijakan (Policy Sience) dirancang untuk menyoroti masalah fundamental yang sering diabaikan, yang muncul ketika warga negara dan penentu kebijakan menyesuaikan keputusannya dengan perubahan-perubahan sosial dan transformasi politik untuk melayani tujuan-tujuan publik. Ia menyangkut tidak hanya produksi fakta, melainkan juga nilai-nilai dan tindakan yang dipilih. Ilmu kebijakan berorientasi kepada masalah kontekstual, multi disiplin, dan bersifat normatif (benar-salah, baik buruk, penting-tidak penting).

Banyak ahli mengemukakan definisi dari Kebijakan Pemerintah (Public Policy). Soenarko (1992) dalam buku Public Policy (Kebijakan Pemerintah) menyimpulkan bahwa Public Policy (Kebijakan Pemerintah) ialah suatu keputusan yang dilaksanakan oleh pejabat pemerintah yang berwenang, untuk kepentingan rakyat (Public Interest). Sedangkan Dye (1972) menyatakan bahwa apa yang diputuskan oleh Pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan itulah yang merupakan public policy atau kebijakan pemerintah. Jadi bentuk konkrit dari kebijakan pemerintah (public policy) adalah produk hukum.

Teori Dan Dasar Hukum Kebijakan

Selain itu juga membahas pendekatan setting agenda, yaitu yang membahas bagaimana persoalan dan agenda dibentuk dalam setting institusional, bagaimana partai, kelompok kepentingan dan pembuat kebijakan saling berinteraksi untuk menentukan apa-apa yang dianggap isu politik dan apa-apa yang bukan isu politik. Menurut Schattscheneider, serta Cobb dan Elder menyatakan proses politik mungkin tak terlalu terbuka untuk memasukan semua problem ke dalam perhatian politik.

Pada pembahasan berikutnya akan membahas konstribusi penting untuk analisa agenda  oleh para teoretisi yang berpendapat bahwa keputusan riil dalam proses kebijakan adalah kekuasaan untuk tidak membuat keputusan (non-decision), yakni kapasitas dari salah satu kelompok untuk menghalang-halangi masuknya ide, perhatian, kepentingan dan problem ke dalam agenda utama. Pendapat ini juga menyatakan bahwa jika kita ingin memahami problem didefinisikan dan agenda ditetapkan kita harus masuk lebih jauh ke dalam relasi kekuasaan, kedalam cara nilai dan keyakinan orang-orang dibentuk oleh kekuatan-kekuatan yang tidak bias diamati secara empiric atau behaviroeal.

Schattschneider, Cobb dan Elder menyatakan bahwa proses politik mungkin tidak terlalu terbuka untuk memasukkan semua problem dan proses penentuan agenda mungkin sangat bias dan dimuati oleh kepentingan tertentu. Kekuasaan riel dalam proses kebijakan adalah kekuasaan untuk tidak membuat keputusan; yakni kapasitas dari salah satu kelompok untuk menghalangi masuknya ide, perhatian, kepentingan dan problem itu ke dalam agend utama. Jika kita ingin memahami bagaimana problem itu didefinisikan dan agenda itu ditetapkan, maka kita harus masuk ke dalam relasi kekuasaan dan ke dalam cara nilai atau diamati secara empiris atau behavioral.  Selanjutnya yaitu pendekatan makro yang lebih sintesis dengan menfokuskan pada pendekatan-pendekatan mengajukan penjelasan yang makro.

Kita dapat  sepakat pada isunya tapi tidak sepakat pada apa yang sesungguhnya menjadi persoalan, dank arena itu kita juga bisa berbeda pendapat soal kebijakan yang harus diambil. Fakta adalah sesuatu yang tidak berbicara sendiri, namun perlupenafsiran. Untuk itu sebuah problem  harus didefinisikan , distrukturisasi, diletakkan dalam batas-batas tertentu dan diberi nama.

Sebuah problem harus didefinisikan, distrukturisasi, diletakkan dalam batas-batas tertentu dan diberi nama. Problem berkaitan dengan persepsi dan persepsi berkaitan dengan konstruksi. Karakteristik utama dari problem kebijakan, yang berbeda dengan jenis lain semisal matematika atau fisika adalah problem-problem itu sulit didefinisikan dengan baik, Sebuah definisi suatu problem adalah bagian dari problem itu sendiri.  Analisis adalah partisipasi dalam problem, bukan sekadar mengamati problem.

Kesulitan dengan problem kebijakan ini diperparah oleh kompleksitas dan definisinya yang kurang jelas (ill-defined) yang pada akhirnya mengakibatkan ill-structured.

Pada era Victorian berangapan bahwa produksi ilmu pengetahuan merupakan mesin perbaikan. Fakta-fakta merupakan kekuatan politik yang kuat. Akan tetapi beberapa para ahli (Harris: 1990:389) meragukan seberapa jauh positivism yang belum matang ini bisa direalisasikan dalam praktek. Di Jerman misalnya, pada tahun 1870-an dan 1880an Bosketika legislasi kesejahteraan social Bismarck diambil dari laporan temuan fakta.  Ini adalah fenomena yang muncul tradisi riset social yang berfokus pada  problem dan upaya peringanan dan solusi problem.

Interaksionisme Simbolik. Aliran ini berkembang di Chicago di periode antara dua perang dunia dan dipengaruhi oleh pragmatism John Dwey, William James dan GH. Mead. Pendekatan ini mengandung tiga premis utama:
1.manusia bertindak berdasarkan makna yang menurut mereka ada dalam sesuatu hal,
2.makna adalah hasil dari interaksi social.
3.Makna dimodifikasi dan ditangani melalui proses interpretasi yang dipakai oleh inidividu dalam menghadapi “tanda-tanda”(signs) yang dijumpainya.

Pendekatan Sejarah alam untuk problem social.
Tahap-tahap daur hidup problem menurut J.H.S. Bossard:
• Pengenalan problem
• Diskusi tentang tingkat keseriusan.’
• Usaha untuk perbaikan
• Perlu sebuah survey (untuk studi yang lebih cermat)
• Muncul beberapa perubahan terhadap orang2 yang tertarik dgn problem.
• Penekanan pada factor dasar yang luas.
• Menghadapi kasus-kasus individual.
• Perubahan lain dalam diri personel
• Program disusun secara induktif
• Penyempurnaan teknik studi dan pembahasan.
• Penyempurnaan konsep.
• Perubahan lain dalam personel.



Pengelolaan Lingkungan

Lingkungan merupakan semua aspek kondisi eksternal fisik dan biologik dimana organisme hidup. Kondisi eksternal yang baik akan mendukung kehidupan organisme yang seimbang dan produktif. Sebaliknya lingkungan hidup organisme yang merosot akan mendorong kehidupan organisme menuju kehancuran (Wirakusumah, 2003). Sedangkan keterkaitan antara organisme-organisme dengan lingkungannya, baik lingkungan abiotik maupun lingkungan biotik merupakan ranah ekologi.

Dalam Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, pengertian mengenai lingkungan ini disandingkan dengan sumberdaya alam. Sumberdaya, dalam pengertian umum adalah sumber persediaan, baik cadangan maupun yang baru. Sedangkan dalam pengertian ekonomi, sumberdaya merupakan input bagi suatu proses produksi. Ireland (1974 dalam Soerianegara, 1977) mengartikan sumberdaya alam sebagai keadaan lingkungan alam yang mempunyai nilai untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sementara Isard (1972 dalam Soerianegara, 1977) mendefinisikannya sebagai keadaan lingkungan dan bahan-bahan mentah yang digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan dan memperbaiki kesejahteraannya.

Berdasarkan pengertian di atas, pengelolaan lingkungan merupakan serangkaian upaya untuk mempertahankan kondisi eksternal, baik fisik maupun biologik, agar selalu mendukung kehidupan yang seimbang dan produktif. Sebagai contoh konsep pengelolaan lingkungan adalah yang dikembangkan oleh Holling (1978 dalam Mitchell, 2007) dengan pengelolaan lingkungan adaptif melalui bukunya Adaptive Environmental Assessment and Management, yang bertujuan mengembangkan sebuah pendekatan alternatif untuk analisa dampak lingkungan, khususnya bagi para pembuat keputusan dan pengelola yang tidak puas dengan prinsip dan metode tradisional. Pesan khusus di dalamnya adalah bahwa suatu proses baru diperlukan untuk menghadapi tantangan mendasar yakni ketidakpastian dan hal-hal yang tak terduga.

Pendekatan adaptif diperlukan, karena ketika kebijakan dirumuskan, maka pengelolaan, proses perancangan dan analisanya dimulai. Pendekatan ini didasarkan sebuah premis bahwa pengetahuan tentang sistem yang dihadapi tidak selalu lengkap. Bukan hanya ilmunya yang tidak lengkap, namun sistem itu sendiri selalu bergerak dinamis.


Analisa dan Formulasi Kebijakan
Analisa kebijakan adalah suatu aktivitas intelektual dan praktisi yang ditujukan untuk menciptakan secara kritis, menilai, dan mengkomunikasikan pengetahuan tentang dan di dalam proses kebijakan (Dunn, 2000). Analisa kebijakan dapat pula dipandang sebagai ilmu yang menggunakan berbagai metode pengkajian multiple dalam konteks argumentasi dan debat politik untuk menciptakan, menilai secara kritis, dan mengkomunikasikan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan.

Ada 3 (tiga) bentuk analisis kebijakan, yaitu: (1) Analisa Kebijakan prospektif, (2). Analisa kebijakan retrospektif, dan (3) Analisa Kebijakan terintegrasi (Dunn, 2000). Analisa kebijakan prospektif adalah suatu analisis kebijakan yang dilakukan untuk memproduksi dan mentransformasikan informasi sebelum aksi kebijakan dimulai dan diimplementasikan. Analisa kebijakan prospektif merupakan suatu alat untuk mensintesakan informasi yang dipakai dalam merumuskan alternative dan preferensi kebijakan yang dinyatakan secara komparatif, diramalkan dalam bahasa kuantitatif dan kualitatif sebagai pedoman dalam pengambilan kebijakan. Analisa kebijakan retrospektif adalah suatu analisis kebijakan yang dilakukan untuk menciptakan dan mentaformasikan informasi setelah aksi kebijakan dijalankan. Sedangkan analisa kebijakan integrasi adalah merupakan kombinasi dari analisis prospektif dan analisis kebijakan retrospektif, yaitu untuk menciptakan dan mentransformasikan informasi sebelum dan setelah aksi kebijakan diambil.

Analisa meso berasal dari bahasa Yunani yaitu mesos berarti menengah, atau level analisis menengah atau analisis perantara yang berfokus pada kaitan antara definisi problem, penentuan agenda, dan proses pengambilan keputusan serta implementasinya. Adapun pendekatan kebijakan adalah penelitian yang berfokus pada problem dan bagaimana problem itu disusun dan dipikirkan menjadi atau tidak menjadi isu dalam agenda kebijakan. Sedangkan pembuatan kebijakan dalam pengertian ini dapat dilihat sebagai sebentuk “pemecahan teka-teki (puzzlement) kolektif atas nama masyarakat; ini memerlukan pengetahuan maupun keputusan (Heclo, 1974:305).

Analisa meso adalah level analisis menengah atau analisis perantara yang berfokus pada kaitan antara definisi problem, penentuan agenda, dan proses pengambilan keputusan serta implementasinya. Adapun pendekatan kebijakan adalah penelitian yang berfokus pada problem, sedangkan pembuatan kebijakan dalam pengertian ini bias dilihat sebagai sebentuk “pemecahan teka-teki (puzzlement) kolektif atas nama masyarakat; ini memerlukan pengetahuan maupun keputusan (Heclo, 1974:305).

Analisa meso membahas tentang Studi kebijakan dari sudut pandang problem adalah Pendekatan Problem Sosial  berasal dari gagasan dan periset social abad 19. Pendekatan selanjutnya adalah pendekatan untuk studi problem dan agenda politik yang berkaitan dengan studi opini public dan media massa. Dalam studi ini focus utama adalah bagaimana opini public dan media masa berinteraksi dengan kebijakan untuk mendefinisikan agenda dan problem.

Selain itu juga membahas pendekatan setting agenda, yaitu yang membahas bagaimana persoalan dan agenda dibentuk dalam setting institusional, bagaimana partai, kelompok kepentingan dan pembuat kebijakan saling berinteraksi untuk menentukan apa-apa yang dianggap isu politik dan apa-apa yang bukan isu politik. Menurut Schattscheneider, serta Cobb dan Elder menyatakan proses politik mungkin tak terlalu terbuka untuk memasukan semua problem ke dalam perhatian politik.

Pada pembahasan berikutnya akan membahas konstribusi penting untuk analisa agenda  oleh para teoretisi yang berpendapat bahwa keputusan riil dalam proses kebijakan adalah kekuasaan untuk tidak membuat keputusan (non-decision), yakni kapasitas dari salah satu kelompok untuk menghalang-halangi masuknya ide, perhatian, kepentingan dan problem ke dalam agenda utama. Pendapat ini juga menyatakan bahwa jika kita ingin memahami problem didefinisikan dan agenda ditetapkan kita harus masuk lebih jauh ke dalam relasi kekuasaan, ke dalam cara nilai dan keyakinan orang-orang dibentuk oleh kekuatan-kekuatan yang tidak bias diamati secara empiric atau behaviroeal.


Selanjutnya, Weimer & Vining (1999 dalam Kartodiharjo, 2009) menjelaskan mengenai lingkup kebijakan, yang terdiri dari : Riset Kebijakan dan Analisis Kebijakan. Riset Kebijakan merupakan prediksi dampak perubahan beberapa variabel akibat perubahan kebijakan, untuk aktor dalam arena kebijakan yg relevan melalui metodologi yang formal.

Sedangkan analisis kebijakan merupakan perbandingan dan evaluasi dari solusi yang tersedia untuk memecahkan masalah, untuk orang atau lembaga tertentu melalui sintesis, riset-riset dan teori. Sutton (1999) menunjukkan bahwa dengan kajian kebijakan akan dihasilkan pengetahuan mengenai baik atau buruknya kinerja kebijakan yang dihasilkan saat ini melalui identifikasi arena kebijakan dengan menggunakan metoda yang valid.

Analisa kebijakan dapat berupa : (i) Analisa Kebijakan Prospektif, yang memproduksi dan mentransformasikan informasi sebelum aksi kebijakan dilakukan; dan (ii) Analisa Kebijakan Retrospektif, yang memproduksi dan mentransformasikan informasi sesudah kebijakan diambil. Analisis kebijakan dengan pengertian yang paling umum adalah dari hanya berfikir keras dan cermat hingga melalui langkah rumit dengan data dan model yg kompleks untuk menghasilkan solusi sebagai informasi. Selanjutnya, mengkomunikasikan informasi ini juga menjadi bagian dari analisis kebijakan. Analisis kebijakan bukan hanya produksi fakta, juga nilai-nilai dan tindakan yang dipilih. Dengan demikian, terdapat 3 (tiga) tujuan analisis kebijakan..
Analisis kebijakan terdiri dari beberapa tahap/prosedur sebagai berikut :
• PEMANTAUAN, deskripsi, sebab dan akibat kebijakan masa lalu;
• PERAMALAN, konsekuensi dari kebijakan pada masa yang akan datang;
• EVALUASI, nilai atau kegunaan kebijakan yang lalu dan pada masa yang akan datang;
• REKOMENDASI, serangkaian tindakan pada masa yang akan datang yang mendatangkan akibat bernilai; dan
• PERUMUSAN MASALAH, yang berada dalam setiap tahapan.

Nilai menurut Kartodiharjo (2009) merupakan tolok ukur utama apakah masalah telah teratasi. Pernyataan nilai dan penentuan nilai adalah relatif tetapi juga obyektif. Nilai merupakan persetujuan terhadap sesuatu yang kebenarannya tidak tergantung pada pemikiran yang menyebabkan persetujuannya. Nilai memiliki sifat relativisme obyektif, yang dibedakan dengan tandingan subyektifnya. Selain itu, nilai mengandung advokasi kebijakan, sebagai cara menghasilkan informasi yang relevan dan argumen yg masuk akal mengenai solusi bagi masalah-masalah publik. Dengan demikian, nilai dapat diperdebatkan secara rasional dan dapat dipelajari dengan metoda ilmu pengetahuan.


Kartodiharjo (2009) menjelaskan bahwa terdapat tiga tipe kekeliruan dalam analisis kebijakan yang menyangkut masalah dan situasi masalah, yaitu :
-    Problem resolving atau memecahkan kembali masalah dengan analisis ulang pemecahan masalah dari masalah yg sebenarnya telah ditetapkan dengan tepat;
-    Problem unsolving atau pementahan solusi masalah dengan membuang solusi karena kesalahan dalam penetapan masalah;
-    Problem dissolving atau pementahan masalah dengan membuang masalah yang telah ditetapkan secara tidak tepat sementara solusi belum dijalankan.


Sedangkan formulasi kebijakan menurut Lester and Stewart (2000) adalah suatu tahap dalam proses kebijakan yang dapat diterima dan relevan dengan tindakan untuk menangani masalah publik tertentu yang diidentifikasi dan ditetapkan menjadi undang-undang.

Formulasi sendiri merupakan turunan dari formula/rumus yang secara ringkas berarti mengembangkan rencana, metode, resep, dalam upaya mengurangi kebutuhan, sebagai tindakan untuk mengatasi masalah (Jones, 1984). Formulasi kebijakan mengisyaratkan diperlukannya tindakan yang lebih teknis dengan cara menerapkan metode penelitian guna mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk merumuskan permasalahan kebijakan dan mencari berbagai alternatif solusi kebijakan. Masalah utama yang dihadapi dalam formulasi kebijakan adalah merumuskan apa sebenarnya masalah kebijakan yang harus dipecahkan. Sering terjadi, analisis kebijakan tidak diawali dengan rumusan permasalahan yang jelas.

Terdapat beberapa tipe formulasi kebjakan, yaitu : (i) Rutin; (ii) Analogi; dan (iii) Kreatif. Sedangkan metode formulasi terbagi menjadi : (i) model linier, model rasional, atau common-sense (Sutton, 1999); (ii) Inkremental/tambal sulam (berdasarkan kebijakan/keputusan yang sudah ada kemudian diperbaiki/ disempurnakan untuk memecahkan masalah yang baru tersebut); dan (iii) Model sistem.
Sutton (1999) melakukan analisis terhadap proses-proses pembuatan kebijakan dengan berbagai sudut pandang: antropologi, ilmu politik, sosiologi, hubungan internasional, dan manajemen.

Dalam model rasional, langkah-langkah pembuatan kebijakan adalah sebagai berikut :

  • Pengambil kebijakan dihadapkan pada suatu masalah
  • Tujuan dan nilai-nilai yang ingin dicapai dapat di-rangking
  • Alternatif kebijakan untuk mengatasi masalah dirumuskan
  • Analisa biaya dan manfaat dilakukan untuk masing-masing alternatif
  • Membandingkan masing-masing alternatif
  • Memilih alternatif yang terbaik.
Dalam model incremental, kebijakan baru hanya mengubah hal-hal kecil dari kondisi sebelumnya. Biasanya pembaruan kebijakan ditetapkan berdasarkan satu hal yang dianggap paling penting. Penetapan kebijakan seperti ini dianggap tidak optimal. Suatu penetapan kebijakan dianggap optimal apabila disepakati oleh segenap pihak yang berkepentingan dan bukan sekedar dikatakan oleh pihak tertentu sebagai kebijakan paling baik untuk dapat menyelesaikan masalah.

Proses pembuatan kebijakan ini cenderung mengikuti tindakan serial. Apabila terdapat kesalahan dikemudian hari akan kembali dilihat masalahnya dan kemudian diperbaiki dengan kebijakan baru. Hal demikian ini didasari oleh alasan bahwa perubahan besar dimulai dari yang kecil. Alasan demikian ini mempunyai kelemahan, karena proses perbaikan kebijakan berikutnya biasanya tidak didasarkan oleh kebijakan sebelumnya atau sekedar mencampur-aduk berbagai perbaikan kebijakan yang ada, tanpa diketahui akibat yang satu terhadap lainnya.

Sedangkan pendekatan sistem merupakan cara yang dapat membantu manajer untuk memfokuskan sumberdaya yang terbatas ke arah terjadinya perubahan. Dalam model ini perhatian difokuskan kearah hubungan antar bagian dalam suatu organisasi, respon organisasi terhadap situasi eksternal, bagaimana organisasi mempercayai input dari luar organisasi. Total sumberdaya di dalam organisasi selalu terbatas, sehingga setiap upaya untuk menghasilkan perubahan harus memperhatikan penyeimbangan kembali prioritas-prioritas yang dilakukan.

Penentuan prioritas dengan mengunakan brainstorming, atau penilaian tertentu sangatlah memudahkan bagi pengambil kebijakan, dimana sang pengambil kebijakan dibatasi oleh waktu, dana dan sumber daya alam . Untuk itu bagi pengambil kebijakan dalam menentukan alternatif mana kebijakan yang akan ditempuh, ditentukan melalui skala prioritas.

Dalam pengambilan kebijakan yang ditentukan secara skala prioritas, tentunya sangat subyektif, apa yang menjadi prioritas bagi kelompok a belum tentu menjadi prioritas kelompok b. Apa yang menjadi prioritas sekarang belum tentu menjadi prioritas mas mendatang atau besuk.

Dalam hal sesuatu bersifat sistemik, integral dan holistic, maka pengambilan kebijakan haruslah memperhatikan semua aspek tersebut, dan untuk pemecahan masalah maka beberapa kebijakan yang simultan yang sejalan haruslah ditempuh dan dilaksanakan secara simultan menuju satu tujuan secara integral dan sistmetik.

Sammy Simorangkir Go International?

  • Sammy Simorangkir Go International?Sammy Simorangkir Go International?
Penyanyi Sammy Simorangkir disibukkan dengan jadwal manggung off airnya di beberapa kota. Tak hanya tawaran antar kota saja, Sammy juga akan dijadwalkan untuk tampil di kawasan Asia Tenggara.
"Baru paling ke Bandung, terus besok ke Hongkong, Malaysia, Brunei. Amin, banyak job off air," ujarnya saat dijumpai di launching novel terbaru Zara Zettira ZR, LOE GUE END!, Liquid Exchange, Epicentrum Kuningan, Jaksel Senin (28/11).
Sammy menambahkan bahwa setelah Asia Tenggara dia juga akan berangkat ke Australia untuk tampil di sana. Lantas bagaimana Sammy bisa tampil di luar negeri?
"Nanti lanjutan lagi sampai ke Australia. Pastinya ada sponsor," paparnya yang mempunyai rencana untuk keliling Asia.
Ketika ditanya apakah Sammy ingin go international dengan tampil di luar negeri. Dia menjawab jika dia belum ingin mengarah ke sana. Baginya dia ingin go nasional dulu.
"Untuk menjadi contoh di negeri sendiri kan susah ya. Gue mau go nasional aja, jadi legenda hidup aja dulu di nasional," pungkasnya. (kpl/ato/faj)

Sammy Simorangkir bangkit lagi

SELEPAS menjalani hukuman akibat kesandung kasus narkoba, Sammy Simorangkir, bangkit lagi. Berkat dukungan orangtua dan juga sang pacar, mantan vokalis grup Band Kerispauh ini, sudah mulai beraksi di panggung.
"Bisa kembali diterima masyarakat. Ini merupakan anugerah bagi saya. Tak masalah jika saya harus memulai dari titik nol lagi. Sebab, buat saya, hidup itu adalah perjuangan," ungkap Sammy yang baru saja pulang dari show larin. "Saya memilih berso-a karir," tambah Sammy yang kini sudah memilikiiacar, Fitri Darwis.(santosa/rf/r)

Sammy Akan Pindah Ke Rutan Salemba

Sammy Akan Pindah Ke Rutan SalembaTersiar kabar kalau Hendra Samuel Simorangkir akan dipindahkan ke Rutan Salemba, hari ini. Namun tim kuasa hukumnya memastikan berkas perkara cowok yang akrab disapa Sammy akan dilimpahkan ke kejaksaan pekan depan. Mantan kekasih Nania Idol ini masih meringkuk di ruang tahanan Polres Jakarta Pusat. “Sejauh ini saya belum mendengar kabar pemindahan (Sammy) tersebut.
Dia menambahkan, terakhir menjenguk Sammy pada Jumat akhir pekan lalu, Ida tidak mendapat informasi tentang kepindahan Sammy. “Setahu saya saudara Sammy akan tetap di Polres sampai kepada pelimpahan berkas ke pihak kejaksaan. Rencananya minggu depan,” ungkapnya.
Setelah berkas dilimpahkan oleh penyidik Polres, lanjut Ida, maka pihak kejaksaan akan memeriksa apakah berkas tersebut ada yang kurang atau tidak. Pada pukul 02.30 WIB, Selasa 2 Februari 2010, polisi menggerebek rumah kost yang ditengarai ada kegiatan narkoba. Dari dalam rumah kost tersebut, Sammy bersama seorang teman wanita berinisial RA kedapatan sedang mengonsumsi sabu, lengkap dengan alat hisapnya.

Ibunda Sammy Pingsan Sesaat Usainya Sidang

Ibunda Sammy Pingsan Sesaat Usainya Sidang

Ibunda Sammy Pingsan Sesaat Usainya SidangHendra Samuel Simorangkir atau lebih sering disapa Sammy ini adalah vokalis Kerispatih. Namun sebelumnya putra dari pasangan D. N. Simorangkir dan Tiur Ida Simanjuntak ini pernah menembus ajang INDONESIAN IDOL musim pertama hingga 30 besar. Pada awal berdirinya Kerispatih pada 21 April 2003, saat itu Sammy  belum bergabung dengan Badai, Arief, Andika dan Anton. Sehari setelahnya, di acara Farabi Sunday, Sammy pun resmi bergabung dengan menjadi vokalis.
Sidang pembacaan tuntutan atas Sammy Simorangkir di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (17/06) sempat diwarnai insiden kecil. Ibunda Sammy, Tiur tergolek lemas ketika menuju keluar gerbang pengadilan. Nampaknya, ia tidak kuasa mendengar tuntutan JPU dan akhirnya jatuh pingsan di depan pintu gerbang PN Jakarta Pusat.
Berdasarkan laporan pandangan mata, Tiur langsung dimasukkan ke dalam mobil Avanza kuning. Di dalam mobil, Tiur didoakan dan dikipasi agar sadar. Kurang lebih 10 menit kemudian, Tiur sadar kembali.
Sempat terjadi juga percekcokan antara kakak Sammy dan seorang kameramen. Karena panik, kakak Sammy emosi lalu menegur seorang kameramen yang menghalangi langkahnya untuk masuk ke mobil di mana Tiur terbaring. Tapi tidak lama kemudian situasi kembali normal.

Sammy Simorangkir Artikel Sammy Simorangkir di Gossip Selebritis

Sammy Simorangkir Harus Menghadapi Penentuan NasibnyaSammy Simorangkir harus menghadapi penentuan nasibnya pada hari ini di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Pasalnya, hari ini juga hakim memberikan keputusan bersalah atau tidaknya atas kasus narkoba yang menyeret nama mantan vokalis Kerispatih  tersebut. Dan akhirnya, keputusan telah diambil. Sammy pun dinyatakan bersalah. Dalam persidangan yang diketuai Syarifudin, sang Majelis Hakim memutuskan untuk mengadili terdakwa karena terbukti secara sah menggunakan narkotika golongan satu untuk dirinya sendiri. Majelis Hakim pun menjatuhkan vonis penjara selama 1 tahun, dipotong masa tahanan dan memerintahkan agar tetap ditahan.
Dari keputusan tersebut, berarti sisa tahanan Sammy masih ada 7 bulan lagi. Ia tercatat telah ditahan sejak bulan Februari sampai putusan ini diambil. Sisi positifnya, selama 7 bulan sisa itu Sammy diminta melakukan rehabilitasi di Lido. “Memutuskan terdakwa menjalani rehab di BNN Lido selama sisa masa tahanan, dengan biaya ditanggung negara. Membebankan denda perkara sebesar Rp2.000,” kata Syarifudin tegas di persidangan yang juga dihadiri oleh ibunda Sammy, Tiur Ida Simanjuntak dan para pendukung Sammy yang tergabung lewat Sammy Lovers.
Setelah hakim membaca keputusan tersebut, Sammy Lovers langsung bersorak gembira. “Hidup Sammy, hidup Sammy,” kata mereka bersahutan. Sebagian di antara mereka malah menangis usai mendengar putusan itu. Sama halnya dengan ibunda Sammy yang juga meneteskan air mata atas hukuman yang diterima putranya. Hakim juga memberikan waktu satu minggu kepada pihak Sammy maupun jaksa mengenai keputusan ini. Sammy diizinkan untuk naik banding hingga minggu depan.

Sammy Simorangkir - Kesedihanku ( Cover Aladin Band )

Sepinya hari yang ku lewati

Tanpa ada dirimu menemani
...
Sunyi ku rasa dalam hidupku

Tak mampu aku tuk melangkah



Masih ku ingat indah senyummu

Yang selalu membuat ku mengenangmu

Terbawa aku dalam sedihku

Tak sadar kini kau tak disini


Engkau masih yang terindah

Indah didalam hatiku

Mengapa kisah kita berakhir dan seperti ini



Masih ku ingat indah senyummu

Yang selalu membuat ku mengenangmu

Terbawa aku dalam sedihku

Tak sadar kini kau tak disini



Engkau masih yang terindah

Indah didalam hatiku

Mengapa kisah kita berakhir yang seperti ini

Huooo.....



Yang seperti ini...



Engkau masih yang terindah

Indah didalam hatiku

Mengapa kisah kita berakhir yang seperti ini



Hampa kini yang kurasa

Menangispun ku tak mampu

Hanya sisa kenangan terindah

Dan kesedihanku.....

Penjelasan Rukun Iman (1): Iman kepada Allah

Pengertian Iman
Iman menurut bahasa adalah membenarkan. Adapun menurut istilah syari’at yaitu meyakini dengan hati, mengucapkan dengan lAisan dan membuktikannya dalam amal perbuatan yang terdiri dari tujuh puluh tiga hingga tujuh puluh sembilan cabang. Yang tertinggi adalah ucapan    لاَ اِلَهَ اِلاَّ لله dan yang terendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan yang menggangu orang yang sedang berjalan, baik berupa batu, duri, barang bekas, sampah, dan sesuatu yang berbau tak sedap atau semisalnya.
Rasulullah Shallahu’alaihi wa sallam bersabda,
”Iman lebih dari tujuh puluh atau enam puluh cabang, paling utamanya perkataan لاَ اِلَهَ اِلاَّ لله dan yang paling rendahnya menyingkirkan gangguan dari jalan, dan malu merupakan cabang dari keimanan”.
Secara pokok iman memiliki enam rukun yaitu :
الإِيْماَنُ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَِئكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرَسُلِهِ والْيَوْمِ اْلآخِرِوَتُؤْمِنَ بِالْقَدِرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ
”Iman adalah engkau percaya kepada Allah, para malaikatNya, kitab-kitabNya, para rasulNya, hari akhir, dan percaya kepada taqdirNya, yang baik dan yang buruk.
Iman kepada Allah adalah mempercayai bahwa Dia itu maujud (ada) yang disifati dengan sifat-sifat keagungan dan kesempurnaan, yang suci dari sifat-sifat kekurangan. Dia Maha Esa, Mahabenar, Tempat bergantung para makhluk, tunggal (tidak ada yang setara dengan Dia), Pencipta segala makhluk, Yang melakukan segala yang dikehendakiNya, dan mengerjakan dalam kerajaanNya apa yang dikehendakiNya.
Iman kepada Allah mengandung empat unsur yaitu :
1. Mengimani akan adanya Allah
Mengimani adanya Allah ini bisa dibuktikan dengan:
  • Bahwa manusia mempunyai fitrah mengimani adanya Tuhan tanpa harus di dahului dengan berfikir dan sebelumnya. Fitrah ini tidak akan berubah kecuali ada sesuatu pengaruh lain yang mengubah hatinya. Nabi Shallahu’alaihi wa sallam bersabda:
مَامِنْ مَوْلُوْدٍِ إِلاَّ يُوْ لَدُعَلَى الْفِطْرَةِ فَأَ بْوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْيُمَجِّسَانِهِ
Tidaklah anak itu lahir melainkan dalam keadaan fitrah, kedua orangtuanya lah yang menjadikan mereka Yahudi, Nashrani, atau Majusi.
Bahwa makhluk tersebut tidak muncul begitu saja secara kebetulan, karena segala sesuatu yang wujud pasti ada yang mewujudkan yang tidak lain adalah Allah, Tuhan semesta alam. Allah berfirman,
  • · Bahwa makhluk tersebut tidak muncul begitu saja secara kebetulan, karena segala sesuatu yang wujud pasti ada yang mewujudkan yang tidak lain adalah Allah, Tuhan semesta alam. Allah berfirman, ”Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)?”
Maksudnya, tidak mungkin mereka tercipta tanpa ada yang menciptakan dan tidak mungkin mereka mampu menciptakan dirinya sendiri. Berarti mereka pasti ada yang menciptakan, yaitu Allah yang maha suci.
  • Adannya kitab-kitab samawi yang membicarakan tentang adanya Allah. Demikian pula hukum serta aturan dalam kitab-kitab tersebut yang mengatur kehidupan demi kemaslahatan manusia menunjukkan bahwa kitab-kitab tersebut berasal dari Tuhan Yang Maha Esa.
  • · adanya orang-orang yang dikabulkan do’anya. Ditolongnya orang-orang yang sedang mengalami kesulitan, ini menjadi bukti-bukti kuat adanya Allah. Allah berfirman: Dan (ingatlah kisah) Nuh, sebelum itu ketika dia berdoa, dan kami memperkenankan doanya, lalu kami selamatkan dia beserta keluarganya dari bencana yang besar.
  • Adanya tanda-tanda kenabian seorang utusan yang disebut mukjizat adalah suatu bukti kuat adanya Dzat yang mengutus mereka yang tidak lain Dia adalah Allah Azza wa Jalla. Msalnya adalah mukjizat yang diberikan kepada nabi Isa ’Alaihissalam berupa membuat burung dari tanah, menyembuhkan orang buta sejak lahirnya dan penyakit sopak menghidupkan orang mati dan mengeluarkan dari kuburannya atas izin Allah.
2. Mengimani sifat rububiyah Allah (Tauhid Rububiyah)
Yaitu mengimani sepenuhnya bahwa Allah-lah memberi rizki, menolong, menghidupkan, mematikan dan bahwasanya Dia itu adalah pencipta alam semesta, Raja dan Penguasa segala sesuatu.
3. Mengimani sifat uluhiyah Allah (Tauhid Uluhiyah)
Yaitu mengimani hanya Dia lah sesembahan yang tidak ada sekutu bagi-Nya, mengesakan Allah melalui segala ibadah yang memang disyariatkan dan diperintahkan-Nya dengan tidak menyekutukanNya dengan sesuatu apapun baik seorang malaikat, nabi, wali maupun yang lainnya.
Tauhid rububiyah saja tanpa adanya tauhid uluhiyah belum bisa dikatakan beriman kepada Allah karena kaum musyrikin pada zaman Rasulullah Shallahu’alaihi wa sallam juga mengimani tauhid rububiyah saja tanpa mengimani tauhid uluhiyah, mereka mengakui bahwa Allah yang memberi rizki dan mengatur segala urusan tetapi mereka juga menyembah sesembahan selain Allah.
4. Mengimani Asma’ dan Sifat Allah (Tauhid Asma’ wa Sifat)
Yaitu menetapkan apa-apa yang Allah dan RasulNya telah tetapkan atas diriNya baik itu berkenaan dengan nama-nama maupun sifat-sifat Allah.
Prinsip dalam meyakini sifat Allah Subhanahu wa ta’ala :
  1. 1. Allah Subhanahu wa ta’ala wajib disucikan dari semua sifat-sifat kurang secara mutlak, seperti ngantuk, tidur, lemah, bodoh, mati, dan lainnya.
  2. 2. Allah mempunyai nama dan sifat yang sempurna yang tidak ada kekurangan sedikit pun juga, tidak ada sesuatu pun dari makhluk yang menyamai Sifat-Sifat Allah.
Buah beriman kepada Allah :
  1. Merealisasikan pengesaan kepada Allah sehingga tidak menggantungkan harapan kepada selain Allah, tidak takut, dan tidak menyembah kepada selain-Nya.
  2. Menyempurnakan kecintaan terhadap Allah, serta mengagungkan-Nya sesuai dengan kandungan makna nama-nama-Nya yang indah dan sifat-sifat-Nya Yang Agung.
  3. Merealisasikan ibadah kepada Allah dengan mengerjakan apa yang diperintah serta menjauhi apa yang dilarang-Nya.

Penjelasan Rukun Iman (2): Iman kepada Malaikat

Pengertian
Iman Kepada Malaikat yaitu meyakini tanpa ragu di dalam hati dan pikiran bahwa selain menciptakan manusia Allah juga mneciptakan malaikat dari cahaya, dan bahwa malaikat itu adalah makhluk yang paling taat dan tidak sekalipun berbuat maksiat.

Mereka menyembah Allah dan selalu taat kepada-Nya, mereka tidak pernah berdosa. Tak seorang pun mengetahui jumlah pasti malaikat, hanya Allah saja yang mengetahui jumlahnya.
Walaupun manusia tidak dapat melihat malaikat tetapi jika Allah berkehendak maka malaikat dapat dilihat oleh manusia, yang biasanya terjadi pada para Nabi  dan Rasul. Malaikat selalu menampakan diri dalam wujud laki-laki kepada para nabi dan rasul. Seperti terjadi kepada Nabi Ibrahim.
Di antara para malaikat yang wajib setiap orang Islam ketahui sebagai salah satu Rukun Iman berserta tugas-tugas mereka adalah:
  • Jibril – Menyampaikan wahyu kepada para nabi dan rasul Allah.
  • Mikail – Membagi rezeki kepada seluruh makhluk, di antaranya menurunkan hujan.
  • Israfil – Meniup sangkakala (terompet) pada hari kiamat.
  • Izrail – Mencabut nyawa seluruh makhluk.
  • Munkar – Memeriksa amal perbuatan manusia di alam barzakh.
  • Nakir – Memeriksa amal perbuatan manusia di alam barzakh.
  • Raqib – Mencatat amal baik manusia ketika hidup di dunia.
  • Atid – Mencatat amal buruk manusia ketika hidup di dunia.
  • Malik – Menjaga neraka dengan bengis dan kejam.
  • Ridwan – Menjaga sorga dengan lemah lembut.
Selain malaikat tersebut diatas, Al Qur’an dan hadits juga menyebutkan beberapa malaikat lainnya, seperti :
  • Zabaniah – 19 malaikat penyiksa dalam neraka.
  • Hamalatul ‘Arsy – Empat malaikat pembawa ‘Arsy Allah, pada hari kiamat jumlahnya akan ditambah empat menjadi delapan.
  • Harut dan Marut – Dua Malaikat yang turun di negeri Babil.
  • Darda’il – Malaikat yang mencari orang yang berdo’a, bertaubat, minta ampun dan lainnya pada bulan Ramadhan, akan dikabulkan atas izin Allah.
  • Hafazhah (Para malaikat penjaga):
    • Kiram al-Katibun – Para malaikat pencatat yang mulia, ditugaskan mengawasi amal seorang hamba-Nya.
    • Mu’aqqibat – Para malaikat yang selalu memelihara/ menjaga manusia yang datang silih berganti.
  • Malaikat pengurus hujan – pembagian hujan menurut kehendak Allah.
  • Malaikat rahmat.
  • Malaikat penentram hati kaum mukminin.

Sifat Malaikat

Sifat-sifat malaikat yaitu mereka selalu patuh terhadap apa-apa yang diperintahkan Allah kepada mereka. Mereka tidak diciptakan untuk membangkang atau melawan kepada Allah. Malaikat tidak dilengkapi dengan hawa nafsu, tidak memiliki keinginan seperti manusia, tidak berjenis lelaki atau perempuan, dan tidak berkeluarga. Dalam ajaran Islam, ibadah manusia dan jin lebih disukai oleh Allah dibandingkan ibadah para malaikat, karena manusia dan jin bisa menentukan pilihannya sendiri berbeda dengan malaikat yang tidak memiliki pilihan lain. Malaikat mengemban tugas-tugas tertentu dalam mengelola alam semesta. Mereka dapat melintasi alam semesta secepat kilat atau bahkan lebih cepat lagi.
Malaikat tidak pernah lelah dalam melaksanakan apa-apa yang diperintahkan kepada mereka. Mereka tidak makan, minum atau tidur seperti manusia. Mereka tidak bertambah tua ataupun bertambah muda, keadaan mereka sekarang sama persis ketika mereka diciptakan.
Sebagai makhluk ghaib, wujud Malaikat tidak dapat dilihat, didengar, diraba, dicium dan dirasakan oleh manusia, dengan kata lain tidak dapat dijangkau oleh panca indera, kecuali jika malaikat menampakkan diri dalam rupa tertentu, seperti rupa manusia. Beberapa nabi dan rasul telah di tampakkan wujud malaikat yang berubah menjadi manusia, seperti dalam kisah Luth, Maryam, Muhammad dan lain-lainnya.
Berbeda dengan ajaran Nasrani dan Yahudi, Islam tidak mengenal istilah “Malaikat Yang Terjatuh” (Fallen Angel). Iblis adalah nenek moyang Jin, seperti Adam nenek moyang Manusia. Jin adalah makhluk yang dicipta oleh Allah dari ‘api yang tidak berasap’, sedang malaikat dicipta dari cahaya

Tempat Yang Tidak Disukai Malaikat

Rumah-rumah yang akan dijauhi malaikat misalnya, rumah yang di dalamnya ada anjing, patung (gambar), dan bau busuk atau menyengat di rumah.
Tidak sedikit nash hadits yang menyatakan bahwa malaikat rahmat tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan pahala pemilik anjing akan susut atau berkurang.
Muhammad bersabda: “ Malaikat tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan juga tidak memasuki rumah yang didalamnya terdapat gambar (patung)” [HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa'i dan Ibnu Majah]
Jibril pun enggan untuk masuk ke rumah Muhammad sewaktu ia berjanji ingin datang ke rumahnya, dikarenakan ada seekor anak anjing di bawah tempat tidur.
Malaikat rahmat pun tidak akan mendampingi suatu kaum yang terdiri atas orang-orang yang berteman dengan anjing. Abu Haurairah mengatakan bahwa Muhammad bersabda : “ Malaikat tidak akan menemani kelompok manusia yang di tengah-tengah mereka terdapat anjing”. [HR. Muslim]

Penjelasan Rukun Iman (3): Iman kepada Kitab-kitab Allah

Iman kepada kitab-kitab Allah adalah mempercayai dan meyakini sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab-kitab-NYA kepada nabi dan rasul yang berisi wahyu Allah untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia . Dalam Al-Qur’an disebutkan ada 4 kitab Allah. Taurat diturunkan kepada Nabi Musa a.s. , Zabur diturunkan kepada nabi Daud a.s. , Injil kepada Nabi Isa a.s. , Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Selain dari kitab-kitab yang empat itu, masih ada lagi shahifah atau lembaran-lembaran oleh Allah telah diturunkan kepada Nabi Adam a.s., Nabi Syits a.s., Nabi Idris a.s., Nabi Ibrahim a.s., Nabi Musa a.s.
Allah menyatakan bahwa orang mukmin harus meyakini adanya kitab-kitab suci yang turun sebelum Al Qur’an seperti disebutkan dalam firman Allah berikut ini.
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya”. (QS An Nisa : 136)
Kitab yaitu kumpulan wahyu Allah yang disampaikan kepada para rasul untuk diajarkan kepada manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidup. Suhuf yaitu wahyu Allah yang disampaikan kepada rasul, tetapi masih berupa lembaran-lembaran yang terpisah.
Ada persamaan dan perbedaan antara kitab dan suhuf
  • Persamaan
Kitab dan suhuf sama-sama wahyu dari Allah.
  • Perbedaan
  1. Isi kitab lebih lengkap daripada isi suhuf
  2. Kitab dibukukan sedangkan suhuf tidak dibukukan.
Perlu kita ketahui bersama bahwa keimanan kepada kitab-kitab Allah terkandung di dalamnya empat unsur, yaitu:
Pertama, adalah beriman bahwa kitab-kitab itu benar-benar diturunkan dari sisi Allah ta’ala.
Kedua, beriman kepada apa yang telah Allah namakan dari kitab-kitabNya dan mengimani secara global kitab-kitab yang kita tidak ketahui namanya. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan neraca supaya manusia dapat melaksanakan keadilan.” Ayat ini menunjukkan bahwa terdapat kitab bagi setiap Rasul, akan tetapi kita tidak mengetahui seluruh namanya.
Ketiga, yaitu membenarkan berita-berita yang benar dari kitab-kitab tersebut sebagaimana pembenaran kita terhadap berita-berita Al-Qur’an dan juga berita-berita lainnya yang tidak diganti atau dirubah, dari kitab-kitab terdahulu (sebelum Al-Qur’an).
Keempat, yaitu mengamalkan hukum-hukum yang tidak dihapus (nasakh) serta dengan rela dan pasrah menerimanya, baik kita ketahui hikmahnya atau tidak. Ketahuilah saudariku, bahwa seluruh kitab yang ada telah terhapus (mansukh) dengan turunnya Al-Qur’an. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Dan Kami telah turunkan kepadamu Alquran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan sebagai muhaimin terhadap kitab-kitab yang lain itu.” (QS. Al-Maa’idah 5:48). Artinya, Al-Qur’an sebagai ‘hakim’ atas kitab-kitab yang ada sebelumnya. Maka tidaklah diperbolehkan untuk mengamalkan hukum apapun dari hukum-hukum terdahulu, kecuali yang sah dan diakui oleh Al-Qur’an.
Buah Keimanan Kepada Kitab-Kitab Allah
  1. Menjadikan manusia tidak kesulitan, atau agar kehidupan manusia menjadi aman, tenteram, damai, sejahtera, selamat dunia dan akhirat serta mendapat ridha Allah dalam menjalani kehidupan. (keterangan selanjutnya lihat QS Thaha :
Artinya: Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah;
  1. Untuk mencegah dan mengatasi perselisihan diantara sesama manusia yang disebabkan perselisihan pendapat dan merasa bangga terhadap apa yang dimilkinya masing-masing, meskipun berbeda pendapat tetap diperbolehkan (keterangan selanjutnya lihat QS Yunus : 19.
Artinya: Manusia dahulunya hanyalah satu umat, kemudian mereka berselisih.        Kalau tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu dahulu, pastilah telah diberi keputusan di antara mereka], tentang apa yang mereka perselisihkan itu. lihat al-Qur’an online di Goole,
  1. Sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa (keterangan selanjutnya lihat QS Ali Imran : 138,
Artinya: (Al Quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. lihat al-Qur’an online di Goole,
  1. Untuk membenarkan kitab-kitab suci sebelumnya (keterangan selanjutnya lihat QS Al Maidah : 48,
Artinya: Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu, lihat al-Qur’an online di Goole,
  1. Untuk menginformasikan kepada setiap umat bahwa nabi dan rasul terdahulu mempunyai syariat (aturan) dan jalannya masing-masing dalam menyembah Allah (keterangan selanjutnya lihat Al Hajj : 67
Artinya: Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syari’at tertentu yang mereka lakukan, maka janganlah sekali-kali mereka membantah kamu dalam urusan (syari’at) ini dan serulah kepada (agama) Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan yang lurus. lihat al-Qur’an online di Goole,
6.  Untuk menginformasikan bahwa Allah tidak menyukai agama tauhid Nya (islam) dipecah belah (keterangan selanjutnya lihat QS Al Hijr : 90-91, Al Anbiya : 92-93, Al Mukminun : 52-54, Ar Rum : 30-32, Al Maidah : 54, an An Nisa : 150-152
7. Untuk menginformasikan bahwa Al Qur’an berisi perintah-perintah Allah, larangan-larangan Allah, hukum-hukum Allah, kisah-kisah teladan dan juga kumpulan informasi tentang takdir serta sunatullah untuk seluruh manusia dan pelajaran bagi orang yang bertakwa.
8. Al Qur’an adalah kumpulan dari petunjuk-petunjuk Allah bagi seluruh umat manusia sejak nabi Adam a.s sampai nabi Muhammad SAW yang dijadikan pedoman hidup bagi manusia yang takwa kepada Allah untuk mencapai islam selama ada langit dan bumi (keterangan selanjutnya lihat QS Maryam : 58, Ali Imran : 33 & 88-85, Shad : 87, dan At Takwir : 27)

Penjelasan Rukun Iman (4): Iman kepada Rasul-Rasul Allah

Pengertian
Rasul adalah orang laki-laki pilihan yang Allah berikan wahyu berisi syari’ah dan diperintahkan untuk menyampaikan kepada kaumnya. Sedang nabi adalah orang laki-laki yang Allah berikan wahyu kepadanya berisi syari’ah, tetapi tidak diperintahkan untuk menyampaikan kepada kaumnya.

Rasul dan nabi sama-sama mendapatkan wahyu, tetapi sering kali seorang Nabi diutus Allah kepada kaum yang memang sudah beriman sehingga perannya hanya menjalankan syari’ah yang sudah ada itu dan tidak membawa ajaran yang baru. Seperti para Nabi yang pernah Allah utus kepada Bani Israil setelah ditinggalkan Nabi Musa, mereka bertugas mengajarkan dan mengamalkan Taurat, tidak membawa ajaran yang baru/bukandari Taurat.
“Dan sesungguhnya telah kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada pula yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang Rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; maka apabila telah datang perintah dari Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.” (Q.S. Al-Mukmin : 78)
Dalam ayat di atas dijelaskan, bahwa rasul-rasul yang pernah diutus oleh Allah swt. adalah mereka dari golongan laki-laki, tidak pernah ada rasul berjenis kelamin perempuan, dan jumlah rasul yang diutus sebelum Nabi Muhammad saw. sebenarnya sangat banyak. Di antara para rasul itu ada yang diceritakan kisahnya di dalam Al-Quran dan ada yang tidak.
عَنْ أَبِى ذَر قَالَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ كَمْ عِدَّةُ اْلاَنْبِيَاءِ ؟ قَالَ : مِائَةُ اَلْفٍ وَاَرْبَعَةٌ وَعِشْرُوْنَ اَلْفًا اَلرُّسُلُ مِنْ ذَالِكَ ثَلاَثَةُ مِائَةٍ وَخَمْسَةَ عَشَرَ جَمًّا غَفِيْرًا (رَوَاهُ أَحْمَد)
“Dari Abu Dzar ia berkata: Saya bertanya, wahai Rasulullah : berapa jumlah para nabi? Beliau menjawab: Jumlah para Nabi sebanyak 124.000 orang dan di antara mereka yang termasuk rasul sebanyak 315 orang suatu jumlah yang besar.” (H.R. Ahmad)
Berdasarkan hadis di atas jumlah nabi dan rasul ada 124.000 orang, diantaranya ada 315 orang yang diangkat Allah swt. menjadi rasul. Diantara 315 orang nabi dan rasul itu, ada 25 orang yang nama dan sejarahnya tercantum dalam Al Quran dan mereka inilah yang wajib kita ketahui, yaitu:
1. Adam AS. bergelar Abu al-Basyar (Bapak semua manusia) atau manusia pertama yang Allah swt. ciptakan, tanpa Bapak dan tanpa Ibu, terjadi atas perkenanNya “ Kun Fayakun” artinya “ Jadilah ! , maka terjelmalah Adam.”Usia nabi Adam mencapai 1000 tahun.
2. Idris AS. adalah keturunan ke 6 dari nabi Adam. Beliau diangkat menjadi Rasul setelah berusia 82 tahun. Dilahirkan dan dibesarkan di sebuah daerah bernama Babilonia. Beliau berguru kepada nabi Syits AS.
3. Nuh AS. adalah keturunan yang ke 10 dari nabi Adam. Usianya mencapai 950 tahun. Umat beliau yang membangkang ditenggelamkan oleh Allah swt. dalam banjir yang dahsyat. Sedangkan beliau dan umatnya diselamatkan oleh Allah swt. karena naik bahtera yang sudah beliau persiapkan atas petunjuk Allah swt.
4. Hud AS. adalah seorang rasul yang diutus kepada bangsa ‘Ad yang menempati daerah Ahqaf, terletak diantara Yaman dan Aman (Yordania) sampai Hadramaut dan Asy-Syajar, yang termasuk wilayah Saudi Arabia.
5. Shaleh AS.Beliau masih keturunan nabi Nuh AS. diutus untuk bangsa Tsamud, menempati daerah Hadramaut, yaitu daratan yang terletak antara Yaman dan Syam (Syiria). Kaum Tsamud sebenarnya masih keturunan kaum ‘Ad.
6. Ibrahim AS. putra Azar si pembuat patung berhala. Dilahirkan di Babilonia, yaitu daerah yang terletak antara sungai Eufrat dan Tigris. Sekarang termasuk wilayah Irak. Beliau berseteru dengan raja Namrud, sehingga beliau dibakarnya dalam api yang sangat dahsyat, tetapi Nabi Ibrahim tidak mempan dibakar, karena diselamatkan Allah swt. Beliau juga dikenal sebagai Abul Anbiya (bapaknya para nabi), karena anak cucunya banyak yang menjadi nabi dan rasul. Syari’at beliau banyak diamalkan oleh Nabi Muhammad saw. antara lain dalam ibadah haji dan Ibadah Qurban, termasuk khitan.
7. Luth AS. Beliau keponakan nabi Ibrahim, dan beliau banyak belajar agama dari nabi Ibrahim. Diutus oleh Allah swt. kepada kaum Sodom, bagian dari wilayah Yordania. Kaum nabi Luth dihancurkan oleh Allah swt. dengan diturunkan hujan batu bercampur api karena kedurhakaannya kepada Allah swt, terutama karena perilaku mereka yang suka mensodomi kaum laki-laki.
8. Ismail AS. adalah putra nabi Ibrahim AS. bersama ayahnya membangun (merenovasi) Ka’bah yang menjadi kiblat umat Islam. Beliau adalah seorang anak yang dikurbankan oleh ayahnya Ibrahim, sehingga menjadi dasar pensyari’atan ibadah Qurban bagi umat Islam.
9. Nabi Ishak AS. putra Nabi Ibrahim dari isterinya, Sarah. Jadi nabi Ismail dengan nabi Ishak adalah saudara sebapak, berlainan ibu.
10. Ya’qub AS. adalah putra Ishaq AS. Beliaulah yang menurunkan 12 keturunan yang dikenal dalam Al Quran dengan sebutan al Asbath, diantaranya adalah nabi Yusuf yang kelak akan menjadi raja dan rasul Allah swt.
11. Yusuf AS putra nabi Ya’qub AS.Beliaulah nabi yang dikisahkan dalam al Quran sebagai seorang yang mempunyai paras yang tampan, sehingga semua wanita bisa tergila-gila melihat ketampanannya, termasuk Zulaiha isteri seorang pembesar Mesir (bacalah kisahnya dalam Q.S. surah yusuf).
12. Ayyub AS. adalah putra Ish . Ish adalah saudara kandung Nabi Ya’qub AS. berarti paman nabi Yusuf AS. Jadi nabi Ayyub dan nabi Yusuf adalah saudara sepupu. Nabi Ayyub digambarkan dalam Al Quran sebagai orang yang sangat sabar. Beliau diuji oleh Allah swt. dengan penyakit kulit yang sangat dahsyat, tetapi tetap bersabar dalam beribadah kepada Allah swt. (bacalah kembali kisahnya)
13. Dzulkifli AS. putra nabi Ayyub AS. Nama aslinya adalah Basyar yang diutus sesudah Ayyub, dan Allah memberi nama Dzulkifli karena ia senantiasa melakukan ketaatan dan memeliharanya secara berkelanjutan
14. Syu’aib masih keturunan nabi Ibrahim. Beliau tinggal di daerah Madyan, suatu perkampungan di daerah Mi’an yang terletak antara syam dan hijaz dekat danau luth. Mereka adalah keturunan Madyan ibnu Ibrahim a.s.
15. Yunus AS adalah keturunan Ibrahim melalui Bunyamin, saudara kandung Yusuf putra nabi Ya’qub. Beliau diutus ke wilayah Ninive, daerah Irak. Dalam sejarahnya beliau pernah ditelan ikan hiu selama 3 hari tiga malam didalam perutnya, kemudian diselamatkan oleh Allah swt.
16. Musa AS. adalah masih keturunan nabi Ya’qub. Beliau diutus kepada Bani Israil. Beliau diberi kitab suci Taurat oleh Allah swt.
17. Harun AS. adalah saudara nabi Musa AS. Yang sama-sama berdakwah di kalangan Bani Israil di Mesir.
18. Dawud AS.adalah seorang panglima perang bani Israil yang diangkat menjadi nabi dan rasul oleh Allah swt, diberikan kitab suci yaitu Zabur. Beliau punya kemampuan melunakkan besi, suka tirakat, yaitu puasa dalam waktu yang lama. Caranya dengan berselang-seling, sehari puasa, sehari tidak.
19. Sulaiman AS. adalah putra Dawud. Beliau juga terkenal sebagai seorang raja yang kaya raya dan mampu berkomunikasi dengan binatang (bisa bahasa binatang).
20. Ilyas AS. adalah keturunan Nabi Harun AS. diutus kepada Bani Israil. Tepatnya di wilayah seputar sungai Yordan.
21. Ilyasa AS. berdakwah bersama nabi Ilyas kepada bani Israil. Meskipun umurnya tidak sama, Nabi Ilyas sudah tua, sedangkan nabi Ilyasa masih muda. Tapi keduanya saling bahu membahu berdakwah di kalangan Bani Israil.
22. Zakaria AS. seorang nabi yang dikenal sebagai pengasuh dan pembimbing Siti Maryam di Baitul Maqdis, wanita suci yang kelak melahirkan seorang nabi, yaitu Isa AS.
23. Yahya AS. adalah putra Zakaria. Kelahirannya merupakan keajaiban, karena terlahir dari seorang ibu dan ayah (nabi Zakaria) yang saat itu sudah tua renta, yang secara lahiriyah tidak mungkin lagi bisa melahirkan seorang anak.
24. Isa AS. adalah seorang nabi yang lahir dari seorang wanita suci, Siti Maryam. Ia lahir atas kehendak Allah swt, tanpa seorang bapak. Beliau diutus oleh Allah swt. kepada umat Bani Israil dengan membawa kitab Injil. Beliaulah yang dianggap sebagai Yesus Kristus oleh umat Kristen.
25. Muhammad saw. putra Abdullah, lahir dalam keadaan Yatim di tengah-tengah masyarakat Arab jahiliyah. Beliau adalah nabi terakhir yang diberi wahyu Al Quran yang merupakan kitab suci terakhir pula.
Dari 25 orang rasul itu terdapat lima orang rasul yang dikenal dengan Ulul- Azmi minarrusul, yaitu : Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad SAW.
  • Nabi Nuh, as. Kegigihannya dalam berda’wah siang dan malam, tanpa mengharapkan jasa dan imbalan dari kaumnya. Keberadaan istri dan anak yang menjadi pengahalang da’wahnya serta ia tidak pernah terpengaruh oleh tantangan dan ejekan itu.
  • Nabi Ibrahim, as. Kepatuhannya dalam menjalankan perintah Allah, mulai dari pernyataannya memisahkan diri dari kepercayaan kaumnya termasuk ayahnya sendiri, caranya berdialog menunjukkan kebatilan patung/berhala kepada kaumnya, keberaniannya menghancurkan patung-patung sesembahan Namrud dan kaumnya, hingga murka dan pembakaran Ibrahim oleh kaumnya.
  • Nabi Musa, as. Kisah terbanyak dalam Al Qur’an adalah kisah Musa dan Fir’aun. Sejak kecilnya sudah dihadapkan dengan bahaya. Kerelaan ibunya menghanyutkan bayi Musa di sungai Nil, adalah sebuah pengorbanan yang tak terhingga.
  • Nabi Isa, as. Kelahiran tanpa ayah, tuduhan keluarga Maryam atas diri Maryam, Tantangan dari kaum Yahudi, yang berusaha membunuhnya Pengkultusan yang dilakukan oleh kaum Nasrani, karena Isa dianggap memiliki sifat-sifat ketuhanan, seperti menyembuhkan orang sakit, menghidupkan orang mati, dan membuat burung dari tanah.
  • Nabi Muhammad, SAW. Kesabarannya yang tak terhingga dalam mengajak kaumnya bertauhid kepda Allah. Tantangan dari kaumnya dan bahkan pamannya sendiri, hingga ia harus terusir dari kampung halamannya. Ke Thaif, dilempari batu, dituduh orang gila, tapi yang keluar dari mulutnya, hanya permohonan kepada Allah agar menunjuki mereka. Dst.
Adapun tugas para nabi dan rasul adalah sebagai berikut:
1. Mengajarkan aqidah tauhid, yaitu menanamkan keyakinan kepada umat manusia bahwa:
a. Allah adalah Dzat Yang Maha Kuasa dan satu-satunya dzat yang harus disembah (tauhid ubudiyah).
b. Allah adalah maha pencipta, pencipta alam semesta dan segala isinya serta mengurusi, mengawasi dan mengaturnya dengan sendirinya (tauhid rububiyah)
c. Allah adalah dzat yang pantas dijadikan Tuhan, sembahan manusia (tauhid uluhiyah)
d. Allah mempunyai sifat-sifat yang berbeda dengan makhluqNya (tauhid sifatiyah)
2. Mengajarkan kepada umat manusia bagaimana cara menyembah atau beribadah kepada Allah swt. Ibadah kepada Allah swt. sudah dicontohkan dengan pasti oleh para rasul, tidak boleh dibikin-bikin atau direkayasa. Ibadah dalam hal ini adalah ibadah mahdhah seperti salat, puasa dan sebagainya. Menambah-nambah, merekayasa atau menyimpang dari apa yang telah dicontohkan oleh rasul termasuk kategori “bid’ah,” dan bid’ah adalah kesesatan.
3. Menjelaskan hukum-hukum dan batasan-batasan bagi umatnya, mana hal-hal yang dilarang dan mana yang harus dikerjakan menurut perintah Allah swt.
4. Memberikan contoh kepada umatnya bagaimana cara menghiasi diri dengan sifat-sifat yang utama seperti berkata benar, dapat dipercaya, menepati janji, sopan kepada sesama, santun kepada yang lemah, dan sebagainya.
5. Menyampaikan kepada umatnya tentang berita-berita gaib sesuai dengan ketentuan yang digariskan Allah swt.
6. Memberikan kabar gembira bagi siapa saja di antara umatnya yang patuh dan taat kepada perintah Allah swt. dan rasulNya bahwa mereka akan mendapatkan balasan surga, sebagai puncak kenikmatan yang luar biasa. Sebaliknya mereka membawa kabar derita bagi umat manusia yang berbuat zalim (aniaya) baik terhadap Allah swt, terhadap manusia atau terhadap makhluq lain, bahwa mereka akan dibalas dengan neraka, suatu puncak penderitaan yang tak terhingga.(Q.S. al Bayyinah: 6-8).

Penjelasan Rukun Iman (5): Iman kepada Hari Akhir (kiamat)

Beriman kepada Hari Akhir artinya meyakini dengan teguh apa yang diberitakan oleh Allah dalam kitabNya dan apa yang disampaikan oleh Rasulullah saw dalam haditsnya terkait dengan peristiwa yang terjadi sesudah mati, mulai fitnah kubur, azab dan nikmat kubur dan seterusnya sampai surga dan neraka.
Beriman kepada Hari Akhir adalah rukun iman yang kelima dari enam rukun iman. Di dalam al-Qur`an dan di dalam hadits beriman kepada Hari Akhir sering digandengkan dengan beriman kepada Allah karena orang yang tidak beriman kepada Hari Akhir tidak mungkin beriman kepada Allah, orang yang tidak beriman kepada Hari Akhir tidak akan beramal, orang beramal karena ada harapan kemuliaan di Hari Akhir dan ada ketakutan terhadap azab di Hari akhir, jika dia tidak beriman kepadanya maka dia seperti orang-orang yang disebutkan oleh Allah dan firmanNya,
Artinya : “Dan mereka berkata, ‘Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa,’ dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.” (Al-Jatsiyah: 24).
HIKMAH IMAN PADA HARI AKHIR :
1. Dengan iman kepada hari akhir senantiasa memotivasi untuk beramal kebajikan dengan ikhlas mengharap ridho Allah semata.
2. Senantiasa pula membendung niat-niat yang buruk apalagi melaksanakannya.
3. Menjauhkan diri dari asumsi-asumsi yang mengkiaskan apa yang ada di dunia ini dengan apa yang ada di akhirat.
4. Adanya rasa kebencian yang dalam kepada kema’siatan dan kebejatan moral yang mengakibatkan murka Allah di dunia dan di akhirat.
5. Menyejukkan dan menggembirakan hati orang-orang mukmin dengan segala kenikmatan akhirat yang sama sekali tidak dirasakan di alam dunia ini.
6. Senantiasa tertanam kecintaan dan ketaatan terhadap Allah dengan mengharapkan mau’nah Nya pada hari itu.
 

Penjelasan Rukun Iman (6): Iman kepada Qadha dan Qadar

Pengertian Qadha dan Qadar Menurut bahasa  Qadha memiliki beberapa pengertian yaitu: hukum, ketetapan,pemerintah, kehendak, pemberitahuan, penciptaan. Menurut istilah Islam, yang dimaksud dengan qadha adalah ketetapan Allah sejak zaman Azali sesuai dengan iradah-Nya tentang segala sesuatu yang berkenan dengan makhluk. Sedangkan Qadar arti qadar menurut bahasa adalah: kepastian, peraturan, ukuran. Adapun menurut Islam qadar perwujudan atau kenyataan ketetapan Allah terhadap semua makhluk dalam kadar dan berbentuk tertentu sesuai dengan iradah-Nya.
Beriman kepada qadha dan qadar merupakan salah satu rukun iman, yang mana iman seseorang tidaklah sempurna dan sah kecuali beriman kepadanya. Ibnu Abbas pernah berkata, “Qadar adalah nidzam (aturan) tauhid. Barangsiapa yang mentauhidkan Allah dan beriman kepada qadar, maka tauhidnya sempurna. Dan barangsiapa yang mentauhidkan Allah dan mendustakan qadar, maka dustanya merusakkan tauhidnya” (Majmu’ Fataawa Syeikh Al-Islam, 8/258).
Untuk memperjelas pengertian qadha dan qadar, berikut ini dikemkakan contoh. Saat ini Abdul latif jatuh dari sepeda motor. Sebelum Abdul latif lahir, bahkan sejak zaman azali Allah telah menetapkan, bahwa seorang anak bernama Abdul latif akan jatuh dari sepeda motor. Ketetapan Allah di Zaman Azali disebut Qadha. Kenyataan bahwa saat terjadinya disebut qadar atau takdir. Dengan kata lain bahwa qadar adalah perwujudan dari qadha.
Hubungan antara qadha dan qadar selalu berhubungan erat. Qadha adalah ketentuan, hukum atau rencana Allah sejak zaman azali. Qadar adalah kenyataan dari ketentuan atau hukum Allah. Jadi hubungan antara qadha qadar ibarat rencana dan perbuatan. Perbuatan Allah berupa qadar-Nya selalu sesuai dengan ketentuan-Nya.Di dalam surat Al-Hijr ayat 21 Allah berfirman, yang artinya sebagai berikut :
Dan tidak sesuatupun melainkan disisi kami-lah khazanahnya; dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu.”
Diriwayatkan bahwa suatu hari Rasulullah SAW didatangi oleh seorang laki-laki yang berpakaian serba putih , rambutnya sangat hitam. Lelaki itu bertanya tentang Islam, Iman dan Ihsan. Tentang keimanan Rasulullah menjawab yang artinya: Hendaklah engkau beriman kepada Allah, malaekat-malaekat-Nya, kitab-kitab-Nya,rasul-rasulnya, hari akhir dan beriman pula kepada qadar(takdir) yang baik ataupun yang buruk. Lelaki tersebut berkata” Tuan benar”. (H.R. Muslim)
Lelaki itu adalah Malaekat Jibril yang sengaja datang untuk memberikan pelajaran agama kepada umat Nabi Muhammad SAW. Jawaban Rasulullah yang dibenarkan oleh Malaekat Jibril itu berisi rukun iman. Salah satunya dari rukun iman itu adalah iman kepada qadha dan qadar. Dengan demikian , bahwa mempercayai qadha dan qadar itu merupakan hati kita. Kita harus yakin dengan sepenuh hati bahwa segala sesuatu yang terjadi pada diri kita, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan adalah atas kehendak Allah.
Sebagai orang beriman, kita harus rela menerima segala ketentuan Allah atas diri kita. Di dalam sebuah hadits qudsi Allah berfirman yang artinya: ” Siapa yang tidak ridha dengan qadha-Ku dan qadar-Ku dan tidak sabar terhadap bencana-Ku yang aku timpakan atasnya, maka hendaklah mencari Tuhan selain Aku. (H.R.Tabrani)
Takdir Allah merupakan iradah (kehendak) Allah. Oleh sebab itu takdir tidak selalu sesuai dengan keinginan kita. Tatkala takdir atas diri kita sesuai dengan keinginan kita, hendaklah kita beresyukur karena hal itu merupakan nikmat yang diberikan Allah kepada kita. Ketika takdir yang kita alami tidak menyenangkan atau merupakan musibah, maka hendaklah kita terima dengan sabar dan ikhlas. Kita harus yakin, bahwa di balik musibah itu ada hikmah yang terkadang kita belum mengetahuinya. Allah Maha Mengetahui atas apa yang diperbuatnya.
Iman kepada qadha dan qadar artinya percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menentukan tentang segala sesuatu bagi makhluknya. Berkaitan dengan qadha dan qadar, Rasulullah SAW bersabda yang artinya sebagai berikut yang artinya
Sesungguhnya seseorang itu diciptakan dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah, 40 hari menjadi segumpal darah, 40 hari menjadi segumpal daging, kemudian Allah mengutus malaekat untuk meniupkan ruh ke dalamnya dan menuliskan empat ketentuan, yaitu tentang rezekinya, ajalnya, amal perbuatannya, dan (jalan hidupny) sengsara atau bahagia.” (HR.Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Mas’ud).
Dari hadits di atas dapat kita ketahui bahwa nasib manusia telah ditentukan Allah sejak sebelum ia dilahirkan. Walaupun setiap manusia telah ditentukan nasibnya, tidak berarti bahwa manusia hanya tinggal diam menunggu nasib tanpa berusaha dan ikhtiar. Manusia tetap berkewajiban untuk berusaha, sebab keberhasilan tidak datang dengan sendirinya.
Janganlah sekali-kali menjadikan takdir itu sebagai alasan untuk malas berusaha dan berbuat kejahatan. Pernah terjadi pada zaman Khalifah Umar bin Khattab, seorang pencuri tertangkap dan dibawa kehadapan Khalifah Umar. Mengapa engkau mencuri?” tanya Khalifah. Pencuri itu menjawab, ”Memang Allah sudah mentakdirkan saya menjadi pencuri.”
Mendengar jawaban demikian, Khalifah Umar marah, lalu berkata, Pukul saja orang ini dengan cemeti, setelah itu potonglah tangannya!.” Orang-orang yang ada disitu bertanya, ” Mengapa hukumnya diberatkan seperti itu?”Khalifah Umar menjawab, ”Ya, itulah yang setimpal. Ia wajib dipotong tangannya sebab mencuri dan wajib dipukul karena berdusta atas nama Allah”.
Mengenai adanya kewajiban berikhtiar , ditegaskan dalam sebuah kisah. Pada zaman nabi Muhammad SAW pernah terjadi bahwa seorang Arab Badui datang menghadap nabi. Orang itu datang dengan menunggang kuda. Setelah sampai, ia turun dari kudanya dan langsung menghadap nabi, tanpa terlebih dahulu mengikat kudanya. Nabi menegur orang itu, Kenapa kuda itu tidak engkau ikat?.” Orang Arab Badui itu menjawab, ”Biarlah, saya bertawakkal kepada Allah”. Nabi pun bersabda, ”Ikatlah kudamu, setelah itu bertawakkalah kepada Allah”.
Dari kisah tersebut jelaslah bahwa walaupun Allah telah menentukan segala sesuatu, namun manusia tetap berkewajiban untuk berikhtiar. Kita tidak mengetahui apa-apa yang akan terjadi pada diri kita, oleh sebab itu kita harus berikhtiar. Jika ingin pandai, hendaklah belajar dengan tekun. Jika ingin kaya, bekerjalah dengan rajin setelah itu berdo’a. Dengan berdo’a kita kembalikan segala urusan kepada Allah kita kepada Allah SWT. Dengan demikian apapun yang terjadi kita dapat menerimanya dengan ridha dan ikhlas.
Mengenai hubungan antara qadha dan qadar dengan ikhtiar ini, para ulama berpendapat, bahwa takdir itu ada dua macam :
1.Takdir mua’llaq: yaitu takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar manusia. Contoh seorang siswa bercita-cita ingin menjadi insinyur pertanian. Untuk mencapai cita-citanya itu ia belajar dengan tekun. Akhirnya apa yang ia cita-citakan menjadi kenyataan. Ia menjadi insinyur pertanian. Dalam hal ini Allah berfirman:
Artinya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. ( Q.S Ar-Ra’d ayat 11)
2.Takdir mubram; yaitu takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat diusahakan atau tidak dapat di tawar-tawar lagi oleh manusia. Contoh. Ada orang yang dilahirkan dengan mata sipit , atau dilahirkan dengan kulit hitam sedangkan ibu dan bapaknya kulit putih dan sebagainya.
Dengan beriman kepada qadha dan qadar, banyak hikmah yang amat berharga bagi kita dalam menjalani kehidupan dunia dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat. Hikmah tersebut antara lain:
1.Melatih diri untuk banyak bersyukur dan bersabar
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar, apabila mendapat keberuntungan, maka ia akan bersyukur, karena keberuntungan itu merupakan nikmat Allah yang harus disyukuri. Sebaliknya apabila terkena musibah maka ia akan sabar, karena hal tersebut merupakan ujian Firman Allah:
Artinya:”dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah( datangnya), dan bila ditimpa oleh kemudratan, maka hanya kepada-Nya lah kamu meminta pertolongan. ”( QS. An-Nahl ayat 53).
2.Menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa
Orang yang tidak beriman kepada qadha dan qadar, apabila memperoleh keberhasilan, ia menganggap keberhasilan itu adalah semata-mata karena hasil usahanya sendiri. Ia pun merasa dirinya hebat. Apabila ia mengalami kegagalan, ia mudah berkeluh kesah dan berputus asa , karena ia menyadari bahwa kegagalan itu sebenarnya adalah ketentuan Allah. Firman Allah SWT :
Artinya: Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. (QS.Yusuf ayat 87)
Sabda Rasulullah: yang artinya” Tidak akan masuk sorga orang yang didalam hatinya ada sebiji sawi dari sifat kesombongan.”( HR. Muslim)
3.Memupuk sifat optimis dan giat bekerja
Manusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya. Semua orang tentu menginginkan bernasib baik dan beruntung. Keberuntungan itu tidak datang begitu saja, tetapi harus diusahakan. Oleh sebab itu, orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa optimis dan giat bekerja untuk meraih kebahagiaan dan keberhasilan itu. Firaman Allah :
Artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS Al- Qashas ayat 77)
4.Menenangkan jiwa
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar senangtiasa mengalami ketenangan jiwa dalam hidupnya, sebab ia selalu merasa senang dengan apa yang ditentukan Allah kepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur. Jika terkena musibah atau gagal, ia bersabar dan berusaha lagi
Artinya : Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang tenang lagi diridhai-Nya. Maka masuklah kedalam jamaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah kedalam sorga-Ku.( QS. Al-Fajr ayat 27-30)